Teknologi

UMM Hidupkan Lagi Guru Besar lewat Teknologi Teknologi AI

Berita.it.com – MALANG – Pengukuhan guru besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dilaksanakan dengan cara berbeda, yaitu menggunakan teknologi artificial intelligence (AI). Sebab satu dari dua guru besar yang digunakan akan dikukuhkan meninggal dunia beberapa waktu sebelum acara pengukuhan.

Dua guru besar ini merupakan pasangan suami istri Prof. Aris Winaya kemudian almarhumah Prof. Maftuchah, yang digunakan sama-sama berasal dari Fakultas Pertanian kemudian Peternakan (FPP). Alhasil, pengukuhan dua guru besar pada Hari Sabtu (9/3/2024) diselimuti rasa duka juga haru. Sebab Prof. Maftuchah yang digunakan merupakan istri Prof. Aris Winaya, meninggal dunia beberapa minggu sebelumnya. Alhasil, Aris yang tersebut juga Dekan FPP UMM yang dimaksud dikukuhkan sendiri tanpa istrinya.

Sementara Maftuchah dianugerahi juga dikukuhkan sebagai guru besar anumerta. Selain itu, berkat teknologi AI, Maftuchah yang digunakan telah meninggal ‘dihadirkan’ kembali, untuk menyampaikan orasi ilmiahnya.

Pada paparannya, Aris menjelaskan mengenai perangkat lunak teknologi DNA pada penguatan strategi konservasi sumber daya genetik ternak di dalam Indonesia. Ia melanjutkan, bahwa beberapa negara yang telah lama berjanji untuk mempertahankan kemungkinan genetik ternak lokal akan terus mengamati tren perkembangan bidang peternakan.

Di sisi lain, teknik genetika molekuler diperkirakan akan memiliki dampak yang mana cukup besar di tempat masa depan, lanjut Aris. Misalnya tes berbasis DNA untuk gen yang tersebut mempengaruhi sifat kualitatif yang sulit diukur pada waktu ini, seperti kualitas daging atau ketahanan terhadap penyakit.

“Hal Ini adalah juga akan membuka jalan menuju kemungkinan kemajuan di evolusi biologi, pemuliaan hewan lalu hewan model untuk penyakit manusia,” ucap Aris Winaya, melalui keterangan tertulis.

Selain itu, kata beliau ada proses seleksi yang mana seharusnya bisa jadi meningkatkan dua kali lipat keuntungan genetik pada bidang susu. Meski begitu, ada tantangan tersendiri. Seperti terjadinya revolusi di bidang pemuliaan ternak sebagai alat dan juga teknik yang mana berbeda dengan pemuliaan konvensional selama ini.

Terkait ternak di dalam Indonesia, Aris yakin bahwa studi tentang keragaman breed sapi lokal Indonesia berbasis DNA, akan mencerminkan variasi genetik merekan dari sisi esensi. Apalagi, ketika ini sumber daya genetik sapi-sapi asli Indonesia semakin menurunkan tajam.

“Maka studi tentang keragaman breed sapi asli Indonesia semakin penting. Konservasi keanekaragaman genetik ternak lokal harusnya telah menjadi acara yang mana wajib diimplementasikan,” katanya.

Rifaldi Andrean

Pencinta kata-kata yang mengejar kebenaran. Menyajikan berita dengan kejelasan dan kecerdasan. Membuka pintu dunia melalui tulisan-tulisan yang menyeluruh dan informatif. Selalu berusaha untuk memberikan wawasan yang mendalam kepada pembaca. Menulis dengan hati, mencerahkan dengan kata-kata.

Related Articles

Back to top button