Bisnis

Strategi Bisnis Berkelanjutan LPKR Atasi Krisis Iklim

Berita.it.com – PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengungkapkan rencana jangka panjang di agenda berkelanjutan hingga tahun 2030 untuk mengatasi permasalahan krisis iklim.

LPKR menyadari bahwa krisis iklim merupakan salah satu risiko paling signifikan terhadap kelangsungan bisnis. Saat ini, perusahaan di area seluruh dunia sudah pernah merasakan dampak inovasi iklim, termasuk LPKR.

Oleh sebab itu, terdapat urgensi bagi LPKR untuk mempercepat upaya mitigasi dan adaptasi terhadap pembaharuan iklim selagi terlibat bertransisi menuju dunia usaha yang lebih lanjut rendah karbon dan juga berkelanjutan.

Dalam merumuskan pendekatan terhadap ketahanan iklim, LPKR mengadopsi rekomendasi dari Task Force on Climate-Financial Disclosures (TCFD) yang digunakan memberikan panduan bagi perusahaan tentang cara mengatur risiko dan juga prospek terkait iklim yang digunakan berhubungan dengan kinerja keuangan.  

Group ketua eksekutif LPKR John Riady menyampaikan bahwa perseroan telah dilakukan menetapkan target lingkungan di tempat bawah Agenda Keberlanjutan 2030 tentang pengurangan emisi GRK, konsumsi dan pengolahan air berkelanjutan, juga pengelolaan limbah.

“LPKR juga memantau metrik terkait iklim tertentu untuk melacak kemajuan terhadap target yang mana ditentukan,” kata John Riady ditulis Rabu (21/2/2024).

Dari sisi emisi operasional, LPKR telah terjadi menghurangi 30% intensitas emisi bangunan pada tahun 2022 dengan baseline sebesar 0,164 ktCO2e/m2 pada tahun 2019. Pada tahun 2030, LPKR menargetkan pengurangan intensitas emisi bangunan hingga 35%.

Dalam manajemen air, LPKR merealisasikan 15% konsumsi air dari sumber air berkelanjutan pada tahun 2022. Diharapkan pada tahun 2030, konsumsi dari sumber air berkelanjutan mencapai 20%.

Untuk pengolahan air, LPKR mencapai 19% peningkatan besar air yang tersebut diolah dari sumber air berkelanjutan pada tahun 2022, dari baseline 520.000 m3 pada tahun 2019.

Pada tahun 2030, perusahaan berusaha mencapai peningkatan jumlah air yang tersebut diolah dari sumber air berkelanjutan mencapai 30%. Terkait pengalihan limbah, LPKR mengalihkan 1.400 ton limbah ke tempat pembuangan akhir (TPA) pada tahun 2022. Pada tahun 2030, LPKR berusaha mencapai untuk menggandakan realisasi pada tahun 2022.

John menambahkan LPKR ke depan akan terus berupaya untuk meningkatkan pengungkapan iklim serta praktik manajemen risiko agar lebih lanjut selaras dengan rekomendasi TCFD.

“LPKR juga akan terus mendirikan upaya ketahanan iklim sekaligus memosisikan diri untuk memanfaatkan transisi global menuju perekonomian rendah karbon.” pungkas John.

Rifaldi Andrean

Pencinta kata-kata yang mengejar kebenaran. Menyajikan berita dengan kejelasan dan kecerdasan. Membuka pintu dunia melalui tulisan-tulisan yang menyeluruh dan informatif. Selalu berusaha untuk memberikan wawasan yang mendalam kepada pembaca. Menulis dengan hati, mencerahkan dengan kata-kata.

Related Articles

Back to top button