JAKARTA – Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti menyebut, apabila urusan politik dalam Indonesi sudah ada terhenti pada waktu ini. Sebabnya, tak ada para elite kebijakan pemerintah yang mana menyatakan mau berbeda sikap dengan penguasa ketika ini.
“Saya kira kalau tadi diperdebatkan bagaimana sih kebijakan pemerintah kita, saya kira kebijakan pemerintah kita telah mati sekarang,” kata Ray pada Launching Laporan Tahunan PBHI 2023 bertajuk Tak Mancanegara Lagi, Untuk Kedua Kali, Orde Baru Kembali di kawasan Tebet, DKI Jakarta Selatan, hari terakhir pekan (26/4/2024).
“Tak ada lagi urusan politik kalau kebijakan pemerintah pada pengertian adalah mekanisme untuk menjalankan perbedaan menuju kebaikan bersama,” tambahnya.
Sebaliknya kata dia, jikalau urusan politik itu mempunyai pengertian cara untuk setiap saat mendapatkan kekuasaan, maka urusan politik itu memanglah hidup ketika ini. Bahkan, urusan politik dengan pengertian itu pada waktu ini akan datang dianggap lebih lanjut hidup.
“Kenapa, kan belum apa-apa semuanya telah mau merapat ke kekuasaan, kalau semua mau merapat ke kekuasaan, ya politiknya mati, kan tak ada yang tersebut bersiap mau jadi oposisi,” tuturnya.
“Enggak ada yang tersebut bersiap mau menyatakan perbedaan (pendapat), ya urusan politik mati, dalam DPRnya mati, kan tak ada lagi perdebatan-perdebatan yang dimaksud memperlihatkan betapa pentingnya perbedaan-perbedaan pikiran juga seterusnya,” sambungnya.
Ray menambahkan, beliau pesimistis dengan demokrasi ke Tanah Air ini lantaran nepotisme serta oligarki justru disambut oleh 58 persen rakyat dalam Indonesia.
“Pihak-pihak yang digunakan melakukan kritisi dianggap tak move on, sedangkan para elite yang tersebut memberikan contoh pola perilaku saya dapat apa justru dianggap wajar,” tutupnya.
Artikel ini disadur dari Semua Merapat ke Kekuasaan, Ray Rangkuti: Politik Kita Sudah Mati
