Lifestyle

Semarak Festival Bau Nyale 2024: Sambut Wisatawan Bumi dengan Pesona Budaya Sasak

Berita.it.com – Festival Pesona Bau Nyale 2024 yang digunakan baru belaka berlangsung di dalam kawasan The Mandalika pada Kamis lalu (29/2/2024) berhasil mencuri perhatian pengunjung dengan memukau keindahan budaya dan juga tradisi khas Sasak. Festival ini tidaklah hanya sekali menjadi perayaan semata, melainkan juga sebuah sarana untuk memasarkan pariwisata kemudian melestarikan nilai-nilai budaya warga Lombok Tengah.

Mengutip laman otoritas Wilayah Lombok Tengah, sejarah Festival Bau Nyale pada Lombok Tengah berakar pada legenda Putri Mandalika. Konon, sang putri yang cantik jelita menceburkan diri ke laut untuk menghindari perselisihan antar pangeran yang tersebut memperebutkannya. Dari laut, muncul cacing laut berwarna-warni yang tersebut disebut Nyale, diyakini sebagai jelmaan Putri Mandalika.

Tradisi Bau Nyale, yang mana berarti “menangkap cacing laut”, telah dilakukan berlangsung selama berabad-abad. Komunitas Sasak di area Lombok Tengah menyelenggarakan ritual ini setiap tanggal 20 bulan 10 menurut kalender Sasak. Mereka turun ke laut untuk menangkap Nyale yang dimaksud dipercaya menyebabkan berkah serta kemakmuran.

Festival Bau Nyale tak hanya saja ritual, tetapi juga menjadi perayaan budaya Sasak. Berbagai pertunjukan seni juga budaya ditampilkan, seperti Tari Peresean, Tari Bebalai, lalu Gendang Beleq. Festival ini menarik wisatawan lokal kemudian mancanegara, menjadikannya salah satu daya tarik utama Lombok Tengah.

Festival Bau Nyale dalam Lombok Tengah, kampanyekan budaya Sasak. (Dok. The Mandalika)
Festival Bau Nyale di tempat Lombok Tengah, kampanyekan budaya Sasak. (Dok. The Mandalika)

Dalam enam rangkaian acara Festival Pesona Bau Nyale tahun ini, tiga di dalam antaranya berlangsung pada The Mandalika. Pertunjukan seni tradisional, termasuk Peresean yang tersebut menampilkan pertarungan antara dua lelaki bersenjatakan tongkat rotan juga perisai dermis kerbau, sudah pernah memikat para pengunjung sejak tanggal 25 hingga 27 Februari. Karnaval Budaya Bau Nyale di dalam Kuta Beach Park pada tanggal 28 Februari menjadi highlight acara, menampilkan seribu Putri Mandalika juga memperkokoh solidaritas dalam antara berbagai elemen masyarakat.

Wahyu M. Nugroho, PGS. General Manager The Mandalika, menyampaikan harapannya terkait meningkatnya kunjungan wisatawan pada tahun 2024. “Dengan jumlah keseluruhan kunjungan mencapai 50.000 pengunjung, festival ini diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan dari seluruh penjuru dunia,” kata beliau pada keterangan untuk wartawan.

Para pengunjung Festival Pesona Bau Nyale tiada semata-mata disuguhkan dengan keseruan acara, tetapi juga diajak untuk merasakan kekayaan budaya dan juga alam The Mandalika.

Puncak acara festival yang tersebut berlangsung di area Bukit Seger, The Mandalika pada tanggal 29 Januari menjadi penutup yang digunakan sempurna. Melalui kerjasama erat antara ITDC dengan stakeholder di melestarikan budaya lokal, festival ini berhasil menghadirkan keragaman dan juga kekayaan budaya Indonesia.

Festival Bau Nyale sendiri merupakan upacara tahunan warga Lombok yang digunakan menampilkan kekayaan adat serta tradisi suku Sasak untuk menangkap cacing laut atau nyale. Kepercayaan lokal menyatakan bahwa nyale memiliki tuah yang mana dapat mendatangkan kesejahteraan bagi yang mana menghargainya lalu keburukan bagi orang yang dimaksud meremehkannya.

“Melalui perayaan Festival Bau Nyale 2024 di area kawasan The Mandalika, kami berharap dapat memperkenalkan kekayaan budaya kemudian alam The Mandalika untuk dunia. The Mandalika, dengan segala pesonanya, siap menyambut kedatangan para pengunjung dan juga wisatawan untuk merasakan keindahan dan juga kegembiraan di perayaan tahunan yang mana tak terlupakan,” tutup Wahyu.

Rifaldi Andrean

Pencinta kata-kata yang mengejar kebenaran. Menyajikan berita dengan kejelasan dan kecerdasan. Membuka pintu dunia melalui tulisan-tulisan yang menyeluruh dan informatif. Selalu berusaha untuk memberikan wawasan yang mendalam kepada pembaca. Menulis dengan hati, mencerahkan dengan kata-kata.

Related Articles

Back to top button