Rupiah Terjungkal, Airlangga Pede Tak Seburuk Ringgit kemudian Yuan
JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Lingkup Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pelemahan nilai tukar tidak ada belaka dialami Tanah Air namun juga dialami hampir seluruh dunia. Hal itu lantaran dolar Amerika Serikat (AS) yang perkasa.
“Kita lihat tekanan global terhadap nilai tukar, kita lihat Indonesi yang merah kemudian Malaya kuning, Thailand hijau dari Negeri Paman Sam biru. Kita lihat kenaikan kuat itu kuat sendirian, kita lihat bervariasi negara turun termasuk Indonesia,” jelas Airlangga pada konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (18/4/2024).
Meskipun mengalami penurunan, namun Airlangga mengklaim nilai tukar Indonesia itu masih lebih besar baik dibandingkan dengan mata uang negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, hingga China.
“Namun turunnya Indonesi tidaklah sedalam yang digunakan lain, bagaimanapun juga kita turun kita diatas China, Thailand, maupun Malaysia. Kalau dibandingkan peer country indeks dolar kita lebih besar aman,” jelasnya.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp16.179 per dolar Amerika Serikat (AS). Pergerakan rupiah ini sejalan dengan mayoritas mata uang dalam kawasan. Di mana, won Korea Selatan bermetamorfosis menjadi mata uang dengan penguatan terbesar setelahnya menguat lebih banyak dari 1% di dalam hari ini. Kemudian, peso Filipina terlihat menguat 0,3%. Disusul, ringgit Negara Malaysia lalu dolar Singapura yang mana menguat, setiap 0,3% lalu 0,1%.
Artikel ini disadur dari Rupiah Terjungkal, Airlangga Pede Tak Seburuk Ringgit dan Yuan