Teknologi

Pendiri Telegram Sebut Google serta Apple Lebih Sangat Merugikan ketimbang Negara

JAKARTA – Pendiri perangkat lunak arahan instan Telegram, Pavel Durov menyalahkan dua raksasa teknologi yaitu Google lalu Apple. Dia mengumumkan keduanya bisa saja lebih banyak berbahaya ketimbang sebuah negara lantaran mampu membatasi kebebasan berpendapat, memberikan tekanan, dan juga membentuk opini publik.

“Saya berpendapat bahwa tekanan terbesar bukan datang dari pemerintah. Itu berasal dari Apple dan juga Google. Terkait kebebasan berpendapat, kedua media yang dimaksud pada dasarnya dapat menyensor apa pun yang tersebut dapat Anda baca, akses di ponsel cerdas Anda,” kata Pavel Durov untuk Tucker Carlson di sebuah wawancara dilansir dari Russian Today, hari terakhir pekan (19/4/2024).

Kritik ini salah satunya terkait dengan tudingan tentang adanya hubungan antara Telegram dengan pemerintah Rusia dan juga permintaan backdoor ke jaringan Telegram. “Mereka menjelaskan dengan sangat jelas bahwa jikalau kami gagal mematuhi pedoman mereka, Telegram dapat dihapus dari [app] store.”

Sehubungan dengan hal ini, Pavel Durov menyesalkan bahwa tekanan yang tersebut datang dari raksasa teknologi lebih tinggi kuat dibandingkan tekanan oleh pemerintah. Dia menggarisbawahi bahwa tekanan yang dimaksud lebih lanjut besar dihadapi Telegram berasal dari Apple dan juga Google, sebab ancaman yang tersebut diberikan berdampak melebihi pemerintah.

Dalam kesempatan ini Durov juga menyangkal segala dugaan tentang adanya hubungan antara Telegram dengan pemerintah Rusia lalu menyatakan bahwa para pesaingnya dapat menyebarkan rumor seperti itu untuk mendiskreditkan perusahaan tersebut.

Durov lantas bercerita ke Carlson bahwa pihaknya sempat menerima peringatan serius dari partai Demokrat serta Republik setelahnya insiden “kerusuhan” pada Januari 2021 pada US Capitol. “Ada cerita lucu terkait negara dengan syarat Anda,” kata pengusaha perusahaan teknologi itu.

“Setelah insiden 6 Januari, kami menerima surat dari, saya yakin, individu anggota kongres dari pihak Demokrat, serta dia meminta-minta kami membagikan semua data yang tersebut kami miliki sehubungan dengan apa yang digunakan mereka itu sebut ‘pemberontakan’ itu.”

Pada 6 Januari 2021, massa Presiden Amerika Serikat ketika itu Donald Trump menyerbu Capitol Negeri Paman Sam juga memaksa anggota parlemen bersembunyi di upaya menjaga dari Kongres meresmikan kemenangan Joe Biden di pemilihan presiden.

Durov mengungkapkan bahwa timnya telah lama memeriksa surat yang dimaksud kemudian tampaknya sangat serius. Surat itu pada dasarnya mengatakan: “Jika Anda gagal memenuhi permintaan ini, Anda akan melanggar Konstitusi AS.”

“Dua minggu pasca surat itu, kami mendapat surat lain, surat baru, dari Kongres Partai Republik, serta pada sana kami membaca bahwa, apabila kami memberikan data apa pun [kepada Demokrat], itu akan melanggar kebijakan AS. Konstitusi. Jadi kami mendapat dua surat yang dimaksud berbunyi: apa pun yang tersebut kami lakukan, kami akan melanggar Konstitusi AS.”

MG/Maulana Kusumadewa Iskandar

Artikel ini disadur dari Pendiri Telegram Sebut Google dan Apple Lebih Berbahaya ketimbang Negara

Rifaldi Andrean

Pencinta kata-kata yang mengejar kebenaran. Menyajikan berita dengan kejelasan dan kecerdasan. Membuka pintu dunia melalui tulisan-tulisan yang menyeluruh dan informatif. Selalu berusaha untuk memberikan wawasan yang mendalam kepada pembaca. Menulis dengan hati, mencerahkan dengan kata-kata.

Related Articles

Back to top button