Bisnis

Mendag Klaim Harga Jagung Sudah Turun: Cuma Rp5.300 per Kilogram

Berita.it.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan bahwa nilai jagung untuk pakan ternak telah terjadi mengalami penurunan menjadi Rp5.300 per kilogram.

Zulhas, panggilan akrab Zulkifli Hasan, menuturkan, nilai tukar jagung sebagai substansi baku pakan ternak sebelumnya Rp8 ribu per kilogram. Namun sekarang ini turun menjadi Rp5.300 per kilogram.

Menurutnya, penurunan harga jual jagung sebagai materi pokok pakan ternak ini terjadi dikarenakan beberapa area yang mana merupakan produsen jagung telah dilakukan memulai musim panen secara rutin.

“Sekarang sudah ada mulai turun nilai jagung, sebab beberapa area telah panen tapi memang sebenarnya belum panen raya. Kalau jagung ini mampu turun harapannya pakan ternak juga turun. Jadi telur juga daging ayam dapat turun juga harganya,” kata dia, dikutipkan dari Antara pada Hari Jumat (8/3/2024).

Dia menjelaskan kenaikan tarif jagung di beberapa waktu ini terjadi akibat adanya penurunan produksi, akibat musim kemarau panjang dalam akhir tahun 2023.

“Produksinya agak turun sebab El Nino, tetapi sebentar lagi panen raya. Dan tadi pada cek di dalam pangsa tradisional biaya telur sudah ada ada yang tersebut Rp30 ribu per kilogram dari Rp32 ribu per kilogram, oleh sebab itu harga jual pakan mulai turun,” ucapannya pula.

Menurut dia, mendekati Ramadhan ini diharapkan harga jual telur ayam juga daging ayam dapat berangsur stabil.

Tanggapan melawan adanya penurunan harga jual jagung pakan ternak dikatakan oleh Head Daerah Sumbagsel Korporasi Pakan Ternak Pokphand, Hadi Widajad.

“Tadinya memang benar suplai jagung berkurang jadi berdampak untuk kenaikan biaya jagung lokal berkisar Rp1.000-Rp1.500 per kilogram, sehingga nilai jagung menjadi Rp8.000-Rp9.500 per kilogram,” ujar Hadi Widajad.

Ia menyampaikan bahwa ketika ini tarif jagung mulai berkurang menjadi Rp5.300 per kilogram, sehingga berpotensi menurunkan biaya pakan ternak.

“Dikarenakan 50 persen dari substansi baku pakan ternak adalah jagung, ketika harganya naik, maka biaya pakan juga naik. Dengan penurunan nilai tukar jagung ini, setidaknya nilai tukar pakan bisa saja turun juga biaya pokok produksi pada peternak juga bisa jadi turun, yang digunakan berarti tarif telur dalam lingkungan ekonomi juga mampu turun,” jelasnya.

Dia menjelaskan bahwa perusahaan pakan ternak yang disebutkan mampu memproduksi sekitar 50 ribu-55 ribu ton dan juga dapat menerima jagung lokal dari Lampung serta sekitarnya sebanyak 50 persen atau sekitar 20 ribu-25 ribu ton.

“Kapasitas produksi pabrik kami mampu menerima jagung petani hingga 20 ribu-25 ribu ton. Biasanya penyerapan dilaksanakan di dalam berbagai kabupaten di area Lampung yang mana merupakan area penghasil jagung,” tambahnya.

Rifaldi Andrean

Pencinta kata-kata yang mengejar kebenaran. Menyajikan berita dengan kejelasan dan kecerdasan. Membuka pintu dunia melalui tulisan-tulisan yang menyeluruh dan informatif. Selalu berusaha untuk memberikan wawasan yang mendalam kepada pembaca. Menulis dengan hati, mencerahkan dengan kata-kata.

Related Articles

Back to top button