Teknologi

Kominfo Mulai Sorot Ancaman Teknologi AI lalu Pengolah Bahasa Alami GPT dalam Indonesia

Berita.it.com – Wakil Menteri Komunikasi juga Informatika (Kominfo) Nezar Patria mengajukan permohonan para pekerja pada masing-masing profesi mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Nezar menyatakan kalau teknologi adalah hasil ciptaan manusia, termasuk AI. Maka dari itu manusia jangan sampai kalah dengan teknologi.

“Jadi kita beradaptasi, kita kendalikan, kita minimalkan risikonya, besarkan manfaatnya,” ujar Nezar Patria, diambil dari siaran pers Kominfo, Selasa (20/2/2024).

Ia menjelaskan, kecerdasan artifisial pada waktu ini mampu melakukan berbagai pekerjaan, khususnya di area jurnalistik. Bahkan teknologi ini mampu menciptakan jurnalisme robot atau mesin yang tersebut bisa jadi menjalankan proses pengumpulan, produksi, kemudian distribusi berita secara mandiri.

“Kita kenal dengan namanya robotic journalism, maka semua pekerjaan produksi, sampai dengan distribusi berita dikerjakan oleh robotik ini,” timpal dia.

Dicontohkan Nezar, perangkat lunak chatbot berbasis Teknologi AI seperti Pengolah Bahasa Alami GPT sekarang bisa saja digunakan semua orang pada waktu ini. Rangkaian itu telah terjadi memiliki kecerdasan yang digunakan hampir mirip dengan kemampuan manusia.

“Kita kenal Pengolah Bahasa Alami GPT sekarang, kecerdasannya makin lama makin membaik, kemudian beliau nyaris hampir mirip dengan kemampuan manusia untuk menyebabkan satu narasi atau satu esai atau satu cerita, bahkan juga dapat menyebabkan berita,” beber dia.

Selain itu, berbagai wadah media sosial juga telah lama menunjukkan keefektifan kecerdasan buatan pada mendistribusikan konten yang digunakan ditujukan terhadap target pengguna tertentu.

“Algoritma yang ada di tempat wadah media sosial sudah ada ditunjukkan bagaimana kemampuan sistem media sosial ini bisa jadi mengambil audiens-audiens yang digunakan sangat targeted,” imbuhnya.

Kendati begitu Wamenkominfo menyatakan kecerdasan artifisial miliki berbagai kelemahan, salah satunya menciptakan konten yang tersebut tiada benar atau akurat.

Oleh karenanya ia menekankan peran manusia masih dibutuhkan di mengambil kebijakan mengenai konten yang mana akan dipublikasikan.

“Faktor manusia di area pada memproduksi keputusan-keputusan apa yang boleh di-publish juga apa yang dimaksud tidaklah boleh di-publish, langkah etis,” katanya.

Wamenkominfo menghadirkan segenap insan pers untuk merumuskan panduan penyelenggaraan kecerdasan buatan dalam dunia jurnalistik untuk jurnalisme yang lebih tinggi baik di tempat masa depan.

“Saya kira ada pertanyaan-pertanyaan critical yang dimaksud harus kita jawab kemudian bahkan sudah ada sampai pada level eksistensial yang dimaksud harus kita jawab masa depan jurnalisme ke depan, jurnalisme kita di dalam persimpangan jalan,” pungkasnya.

Rifaldi Andrean

Pencinta kata-kata yang mengejar kebenaran. Menyajikan berita dengan kejelasan dan kecerdasan. Membuka pintu dunia melalui tulisan-tulisan yang menyeluruh dan informatif. Selalu berusaha untuk memberikan wawasan yang mendalam kepada pembaca. Menulis dengan hati, mencerahkan dengan kata-kata.

Related Articles

Back to top button