Teknologi

negeri Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Menargetkan Warga Palestina

JAKARTA – Program instruksi WhatsApp diduga digunakan untuk berusaha mencapai warga Palestina yang tak bersalah melalui sistem kecerdasan buatan Israel, Lavender. Hal ini memulai kemarahan bola internasional akibat banyak korban sipil berjatuhan.

Dalam laporan terbaru awal bulan ini, majalah Israel-Palestina +972 Magazine serta outlet berbahasa Ibrani Local Call menerbitkan laporan, yang mana mengungkap penyelenggaraan sistem Teknologi AI oleh tentara Israel. Sistem yang disebutkan mampu mengidentifikasi target yang mana terkait dengan kelompok Hamas atau Jihad Islam Palestina.

Dilansir dari Arab News, Hari Sabtu (20/4/2024), pengungkapan ini didukung informasi dari enam anggota intelijen tanah Israel yang mana terlibat pada proyek tersebut. Hal ini tentu belaka memulai kemarahan internasional, lantaran menyatakan Lavender telah lama digunakan oleh militer untuk berusaha mencapai lalu melenyapkan dituduh militan, yang dimaksud seringkali mengakibatkan korban sipil.

Dalam postingan blog baru-baru ini, insinyur perangkat lunak dan juga aktivis Paul Biggar menyoroti ketergantungan Lavender pada WhatsApp. Dia menunjukkan bagaimana keanggotaan pada grup WhatsApp yang digunakan berisi terdakwa militan dapat mempengaruhi langkah-langkah identifikasi Lavender.

“Detail yang tersebut sedikit dibahas di artikel Lavender Teknologi AI adalah bahwa negeri Israel membunuh pemukim sebab berada pada grup WhatsApp yang digunakan serupa dengan dituduh militan. Ada sejumlah yang digunakan salah dengan hal ini,” tulis Bigger.

Dia menjelaskan bahwa pengguna banyak kali berada pada kelompok dengan warga asing atau kenalan. Biggar juga menduga perusahaan induk WhatsApp, Meta, kemungkinan besar terlibat, baik secara sadar atau tidak, di operasi ini.

Dia menuduh Meta mungkin melanggar hukum humaniter internasional serta komitmennya terhadap hak asasi manusia, sehingga memunculkan pertanyaan tentang klaim privasi serta enkripsi layanan arahan WhatsApp.

Sejak sebelum konflik dimulai, Meta telah terjadi menghadapi tuduhan standar ganda yang mana menguntungkan Israel. Pada bulan Februari, The Guardian mengungkapkan bahwa Meta sedang mempertimbangkan perluasan kebijakan ujaran kebencian bermetamorfosis menjadi istilah “Zionis.”

Baru-baru ini, Meta juga diam-diam memperkenalkan fasilitas baru ke Instagram yang tersebut secara otomatis membatasi paparan pengguna terhadap konten yang tersebut dianggap “politis”. Keputusan ini dikritik oleh para ahli sebagai cara untuk menyensor konten pro-Palestina secara sistematis.

Juru bicara WhatsApp memaparkan bahwa perusahaan tak dapat memverifikasi keakuratan laporan yang disebutkan namun meyakinkan bahwa WhatsApp tidaklah miliki pintu belakang serta tiada memberikan informasi massal untuk pemerintah mana pun.

Artikel ini disadur dari Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Menargetkan Warga Palestina

Rifaldi Andrean

Pencinta kata-kata yang mengejar kebenaran. Menyajikan berita dengan kejelasan dan kecerdasan. Membuka pintu dunia melalui tulisan-tulisan yang menyeluruh dan informatif. Selalu berusaha untuk memberikan wawasan yang mendalam kepada pembaca. Menulis dengan hati, mencerahkan dengan kata-kata.

Related Articles

Back to top button