Berita.it.com – Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku khawatir dengan upaya pemerintah untuk memblokir TikTok di dalam negaranya. Trump merasa kalau diblokirnya TikTok belaka akan menguntungkan Meta, induk perusahaan Facebook.
“Tanpa TikTok anda dapat memproduksi Facebook tambahan besar, kemudian saya menganggap Facebook sebagai musuh rakyat,” kata Trump, diambil dari CNBC, Selasa (12/3/2024).
Trump juga menanggapi tentang kegelisahan otoritas Amerika Serikat yang tersebut menganggap TikTok sebagai ancaman keamanan nasional lalu membahayakan data pengguna. Namun ia berdalih kalau segala sesuatu miliki hal baik juga buruk.
“Ada sejumlah orang dalam TikTok yang tersebut menyukainya. Ada berbagai anak muda di tempat TikTok yang digunakan akan menjadi gila tanpanya,” lanjut Trump.
Pria yang dimaksud sekarang ini berambisi sebagai Calon Presiden Amerika Serikat itu pun mengakui kalau TikTok masih berbahaya lantaran status kepemilikannya yang berasal dari China.
“Jika Tiongkok menginginkan sesuatu dari (TikTok), merek akan memberikannya, sehingga risiko keamanan nasional meningkat,” aku dia.
Hanya sekadar Trump lebih tinggi menganggap kalau Facebook lebih tinggi berbahaya dari TikTok. Ia tidak ada ingin media sosial yang digunakan dimiliki Mark Zuckerberg meningkat pesat.
“Tetapi ketika saya melihatnya, saya tidaklah ingin menciptakan Facebook menjadi dua kali lipat. Dan apabila Anda melarang TikTok, Facebook serta lainnya– khususnya Facebook–akan mendapat khasiat besar. Dan menurut saya Facebook sedang sangat sibuk,” paparnya.
“Saya pikir Facebook telah lama memberikan dampak yang sangat buruk bagi negara kita, khususnya ketika menyangkut pemilu,” tegas Trump.
TikTok terancam diblokir akibat UU baru
Sebelumnya beberapa anggota DPR Amerika Serikat telah lama memperkenalkan undang-undang baru yang mana memaksa ByteDance jual TikTok. Rangkaian video pendek jika China itu harus dijual apabila ingin bertahan dalam Amerika Serikat.
RUU ini dimaksudkan untuk melindungi warga Amerika Serikat dari aplikasi mobile yang digunakan dikendalikan oleh musuh negara asing. Regulasi itu akan melarang toko perangkat lunak serta layanan hosting web Amerika Serikat mendistribusikan TikTok.
Namun aturan itu tak berlaku apabila TikTok melakukan divestasi dari perusahaan induknya, ByteDance, disitir dari Engadget, Kamis (7/3/2024).
Peraturan ini adalah hal baru dari sejumlah upaya anggota parlemen Negeri Paman Sam untuk melarang TikTok maupun menjualnya ke pemerintahan AS.
Sebelumnya, Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah ada berupaya memaksa pelanggan TikTok di dalam tahun 2020. Namun kenyataannya tiada berhasil.
Lanjut ke Joe Biden, pemerintahan Negeri Paman Sam juga menekan ByteDance untuk melakukan divestasi. Namun Pengadilan Distrik Negeri Paman Sam baru-baru ini menolak upaya untuk melarang TikTok dalam negara bagian Montana.
Nah RUU baru mengambil pendekatan berbeda. Mereka akan memberi waktu ByteDance selama enam bulan untuk jual TikTok sebelum larangan mulai berlaku. Rangkaian juga harus menyediakan salinan data dia untuk pengguna di format yang tersebut dapat diimpor ke program pesaing.
Meskipun TikTok beberapa kali disebut pada draf RUU itu, peraturan ini memungkinkan aplikasi mobile lain dilarang jikalau Presiden Amerika Serikat menganggapnya sebagai ancaman keamanan nasional. Artinya, apabila regulasi itu disahkan, maka itu tak cuma berlaku ke TikTok.
Menanggapi itu, TikTok mengaku kalau RUU ini merupakan serangan secara langsung untuk mereka, tidak ada peduli seberapa keras pembuat regulasi memperhalusnya.
“Undang-undang ini akan menginjak-injak hak Amandemen Pertama 170 jt orang Amerika serta mencabut sistem yang dimaksud merekan andalkan bagi 5 jt bisnis kecil untuk meningkat dan juga menciptakan lapangan kerja,” tegas TikTok.
