Lifestyle

Erina Gudono Masuk Bursa pemilihan kepala daerah Sleman, Ingat Lagi Momen Jokowi Larang Adik Ipar Nyalon Kepala Kabupaten

Berita.it.com – Istri Kaesang Pangarep, Erina Gudono masuk pada bursa pemilihan gubernur Sleman 2024. Menantu Presiden Joko Widodo ini dikabarkan masuk di daftar akan datang calon bupati oleh Partai Gerindra.

Kabar ini pun telah terjadi dibenarkan oleh Ketua DPC Gerindra Sleman, HR Sukaptana. Ia membeberkan apabila partainya sudah ada mempunyai beberapa nama potensial untuk pemilihan kepala daerah Sleman.

Di antara beberapa nama potensial tersebut, ada  nama Erina Gudono yang tak lain merupakan istri Kaesang Pengarep sekaligus menantu Jokowi.

HR Sukaptana juga menerangkan apabila nama Erina Gudono sebagai salah satu kandidat akan calon bupati muncul dari internal Partai Gerindra, baik itu pusat maupun daerah.

“Iya, kami memunculkan nama Mbak Erina,” beber Sukaptana belum lama ini, disitir Selasa (12/3/2024).

Tas mewah Ibu Erina Gudono (Facebook/AllenGudono)
Tas mewah Ibu Erina Gudono (Facebook/AllenGudono)

Atas hebohnya kabar pencalonan Erina Gudono ini, menarik untuk diingat momen ketika Jokowi melarang salah seseorang adik iparnya untuk forward sebagai calon bupati.

Orang nomor 1 RI tesebut melarang adik iparnya, Wahyu Purnomo yang pada waktu itu kader Partai NasDem untuk mencalonkan diri sebagai bupati di tempat pemilihan kepala daerah Gunungkidul 2020.

Jokowi bahkan sampai melakukan konferensi khusus dengan Surya Paloh. Ayah Gibran Rakabuming Raka itu memohon agar Wahyu Purnomo bukan dimajukan sebagai calon bupati.

Hingga akhirnya pasca pertemuan tersebut, Surya Paloh secara langsung memanggil Wahyu Purnomo lalu memintanya mundur sebagai calon bupati.

Diceritakan oleh Subardi Ketua DPW NasDem kala itu, Jokowi tak hanya sekali memohonkan Wahyu Purnomo mundur dari Pilkada, tapi juga mengajukan permohonan agar adik iparnya bergerak di tempat dunia sosial.

“Peristiwanya adalah keinginan Pak Jokowi tidak hanya sekali sekadar bualan. Pak Jokowi itu menemui segera Pak Surya Paloh sebagai ketua umum,” beber Subardi.

“Mengharap dengan sangat, memohon dengan sangat agar Pak Wahyu jangan direkomendasikan, jangan dijadikan di tempat politik, oleh sebab itu di tempat keluarga butuh untuk kegiatan sosial,” tambahnya.

Kendati kondisinya begitu pahit, Subardi mengungkapkan bila kala itu Wahyu Purnomo menerima langkah yang disebutkan dengan lapang dada.

Rifaldi Andrean

Pencinta kata-kata yang mengejar kebenaran. Menyajikan berita dengan kejelasan dan kecerdasan. Membuka pintu dunia melalui tulisan-tulisan yang menyeluruh dan informatif. Selalu berusaha untuk memberikan wawasan yang mendalam kepada pembaca. Menulis dengan hati, mencerahkan dengan kata-kata.

Related Articles

Back to top button