Otomotif

Di Tengah Perlambatan Penjualan Kendaraan Listrik Murni, Toyota Buktikan Mobil Hybrid Stabil

Berita.it.com – Toyota Prius yang menjadi andalan Toyota untuk mobil ramah lingkungan kategori hybrid–memiliki dua penggerak, mesin listrik serta penopang mesin konvensional–pertama kali diperkenalkan pada 1997. Sistem ini menjadi salah satu mobil hybrid paling populer dan juga pelanggan secara global tembus lima jt unit.

Dikutip dari salah satu media terkemuka Inggris, The Telegraph, Toyota telah cukup lama mencoba meyakinkan pandangan bahwa hybrid atau hibrida adalah sebuah kategori atau spesifikasi ideal yang digunakan berada di area antara produk-produk konvensional (Internal Combustion Engine atau ICE) lalu kendaraan listrik murni (Electric Vehicle atau EV).

Akio Toyota, President and CEO Toyota Motor Corporation menyatakan bahwa perusahaan yang dipimpinnya melayani berbagai pangsa dalam seluruh dunia, yang tersebut miliki konsumen dengan kondisi belum sampai pada lingkungan ekonomi elektrifikasi secepat yang dimaksud diadaptasi negara-negara Barat mau pun Jepun sendiri. Sehingga komoditas yang dihasilkan Toyota tidak kategori listrik murni.

Presiden serta ketua eksekutif Toyota Akio Toyoda pada waktu presentasi prototipe "kota" masa depan dalam berhadapan dengan lahan seluas 175 hektar dalam kaki Gunung Fuji di tempat Jepang, kemudian purwarupa Toyota e-Palette dalam pameran Consumer Electronics Show (CES) 2020 di tempat Las Vegas , Nevada, Amerika Serikat (6/1/2020) [AFP/Robyn Beck].
Presiden kemudian ketua eksekutif Toyota Akio Toyoda pada waktu presentasi prototipe “kota” masa depan di area melawan lahan seluas 175 hektar di area kaki Gunung Fuji dalam Jepang, juga purwarupa Toyota e-Palette dalam pameran Consumer Electronics Show (CES) 2020 pada Las Vegas , Nevada, Amerika Serikat (6/1/2020) [AFP/Robyn Beck].

“Satu miliar orang diantara seluruh penduduk dunia masih tinggal di dalam wilayah tanpa listrik, jadi bila kami pasarkan atau sediakan EV belaka maka tidak ada sanggup melayani keperluan transportasi bagi semua konsumen,” papar Akio Toyoda.

Meski pun sudah menjelaskan kondisi realitas bursa Toyota dalam dunia, mulai belum tersedianya infrastruktur lengkap untuk charging akumulator sampai area tanpa listrik, para pengkritiknya termasuk Greenpeace melayangkan keberatan: hybrid tak mampu menurunkan emisi secara global dengan cukup cepat untuk menghentikan bencana pembaharuan iklim.

Dengan terharu Akio Toyota sebagai produsen mobil terbesar dalam dunia menggambarkan bagaimana ia serasa “dipukul” para kritikus dikarenakan ia menolak mempertaruhkan seluruh perusahaannya untuk beralih memproduksi EV murni. Toyota tetap memperlihatkan pada sikapnya, yaitu menjadi produsen yang gigih memperjuangkan pendekatan multi-jalur menuju era masa depan yang tersebut ramah lingkungan, lewat item hybrid kemudian tenaga hidrogen.

Kini kondisi berbalik. Di berada dalam terjadinya perlambatan pelanggan mobil EV dengan tenaga listrik murni akibat tarif tinggi, Toyota Prius hatchback yang tersebut ramah lingkungan terus berjaya penjualannya. Suatu hal yang mana memproduksi kompetitor penyedia mobil listrik murni terhenyak.

Di bursa Barat, mobil hybrid banyak kali dijual dengan harga jual beberapa ribu dolar lebih tinggi mahal dibandingkan mobil berbahan bakar bensin. Akan tetapi di dalam Tiongkok tren ini telah lama terbalik. Beberapa raksasa otomotif mengirimkan mobil listrik lalu hybrid dengan nilai 20 persen lebih besar diskon dibandingkan mobil konvensional atau ICE.

Toyota Prius PHEV di tempat GIIAS 2021 [Suara.com/CNR ukirsari].
Toyota Prius PHEV di dalam GIIAS 2021 [Suara.com/CNR ukirsari].

Yoichi Miyazaki, perwakilan presiden eksekutif pada Toyota, mengungkapkan kendaraan hibrida bahkan mendapat pelanggan yang mana tinggi dalam Tiongkok – lingkungan ekonomi juga produsen kendaraan listrik terbesar di area dunia.

“Sebagai solusi realistis, kendaraan hybrid masih disukai pelanggan kami,” paparnya,

Setelah terjadi perlambatan jualan kendaraan listrik, Toyota berada di area kedudukan terdepan dengan memanfaatkan lonjakan permintaan kendaraan hybrid.

Untuk 2023, perusahaan berlogo tiga ellips itu mengirimkan 10,3 jt unit mobil hybrid, meningkat 7,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Totalnya mencakup gabungan 3,5 jt kendaraan hybrid (Hybrid Electric Vehicle atau HEV) serta hybrid plug-in (Plug-in Hybrid Electric Vehicle atau PHEV), sebuah peningkatan year-on-year (yoy) sebesar 32 persen. Sedangkan mobil listrik murni (Battery Electric Vehicle atau BEV) semata-mata laku 104.000 unit.

Dalam pemasaran hingga akhir Maret 2024, Toyota memperkirakan keuntungan sebesar 4,5 triliun yen atau sekira 24 miliar Poudsterling Britania Raya (GBP), atau mengalami kenaikan dari sebelumnya 2,5 triliun yen.

“Meski pun kendaraan listrik murni bertenaga elemen penyimpan daya mengatur transisi, data transaksi jual beli menunjukkan bahwa konsumen semakin menuntut berbagai jenis kendaraan hybrid yang mana menggunakan unsur bakar fosil sebagai cadangan,” ungkap Ernan Cui, analis di tempat Gavekal Dragonomics, mengungkapkan terhadap The Nikkei di dalam Jepang.

“Terlebih lagi, keunggulan hybrid Toyota pada waktu ini tidak ada mudah ditiru. Dibutuhkan antara lima lalu tujuh tahun untuk mengembangkan mobil baru,” tambah Andrew Bergbaum dari AlixPartner.

“Awalnya memang benar sangat sulit untuk berjuang sendirian,” jelas Akio Toyoda tentang ketetapan perusahaannya untuk terus menghadirkan barang hybrid.

“Toyota memandang karbon sebagai musuh, sehingga kami menghadirkan berbagai solusi untuk mengempiskan karbon. Berupa kombinasi kendaraan listrik tenaga elemen penyimpan daya (BEV), plug-in hybrid, komponen bakar sel listrik, dan juga hybrid. Tujuannya pelanggan dapat memilih paling sesuai dengan keperluan mereka itu yang digunakan mempertimbangkan ketersediaan energi terbarukan, infrastruktur, kebijakan pemerintah, kemudian harga,” demikian ditambahkan juru bicara Toyota.

Para kompetitor Toyota yang mana terjun lebih besar awal di tempat sektor produksi mobil listrik atau EV seperti Ford, Volkswagen, serta General Motors termasuk di dalam antara yang tersebut mengerem atau menghurangi produksinya.

Kendalanya terjadi setelahnya berhasil menyasar pengguna awal, mereka mendapati bursa massal jarak jauh lebih tinggi sulit untuk ditembus. Apalagi sampai sekarang ini berbagai konsumen yang dimaksud masih ragu dengan nilai tinggi lalu kegelisahan mengenai infrastruktur pengisian ulang elemen penyimpan daya atau recharging station.

Rifaldi Andrean

Pencinta kata-kata yang mengejar kebenaran. Menyajikan berita dengan kejelasan dan kecerdasan. Membuka pintu dunia melalui tulisan-tulisan yang menyeluruh dan informatif. Selalu berusaha untuk memberikan wawasan yang mendalam kepada pembaca. Menulis dengan hati, mencerahkan dengan kata-kata.

Related Articles

Back to top button