Bisnis

Desak pimpinan Putus Kontrak Rp19 T dengan Israel, 28 Karyawan Google Dipecat

JAKARTA – Google mengakhiri 28 karyawannya yang terlibat pada membantah terhadap kontrak dengan pemerintahan negara Israel yang mana dimiliki oleh raksasa komputasi awan ini dengan pesaingnya Amazon. Pemecatan yang dimaksud dijalankan pasca sembilan karyawan ditangkap saat berpartisipasi di aksi mengecam dalam kantor Google di Sunnyvale, California, juga New York City. Para pekerja yang dimaksud ditahan selama beberapa jam sebelum akhirnya dibebaskan, kata para karyawan.

Para karyawan, yang dimaksud merupakan bagian dari kelompok yang digunakan disebut No Tech for Apartheid, telah lama menulis surat juga melakukan aksi membantah terhadap kesepakatan Google untuk berjualan teknologi ke negara Israel sejak tahun 2021. Ketegangan menghadapi kontrak komputasi awan, yang dimaksud dikenal sebagai Nimbus, di dalam antara para karyawan di dalam Google serta Amazon sudah meningkat sejak pertempuran Israel-Gaza dimulai pada bulan Oktober.

Para pengkritik proyek ini mengutarakan bahwa proyek ini akan meningkatkan pengawasan pemerintah negara Israel terhadap warga Palestina serta menyebabkan pengungsian lalu diskriminasi lebih lanjut lanjut. Dalam sebuah pernyataan melalui email, juru bicara Google mengatakan, “Para pekerja yang disebutkan dipecat akibat secara fisik menghalangi pekerjaan karyawan lain serta menjaga dari mereka mengakses sarana kami sebagai bentuk pelanggaran yang digunakan jelas terhadap kebijakan kami, juga perilaku yang dimaksud sebanding sekali tiada dapat diterima.”

“Setelah menolak beberapa permintaan untuk meninggalkan lokasi, penegak hukum melibatkan untuk mengeluarkan mereka itu untuk meyakinkan keamanan kantor,” kata email yang disebutkan disitir The Washington Post, Kamis (18/4/2024).

“Sejauh ini kami telah dilakukan menyelesaikan investigasi individu yang tersebut mengakibatkan pemutusan hubungan kerja terhadap 28 karyawan, dan juga akan terus melakukan investigasi lalu mengambil tindakan yang diperlukan.”

Ke-28 karyawan yang digunakan dipecat, yang mana dikunci dari perangkat kerja mereka pada Selasa di malam hari kemudian mengetahui pemutusan hubungan kerja dia melalui email pada pagi harinya, mengutarakan bahwa merekan terkejut juga marah dengan tindakan perusahaan.

“Saya sangat marah,” kata salah satu karyawan yang tersebut dipecat yang tersebut membantu mengorganisir aksi duduk tetapi tak berpartisipasi secara langsung.

“Ini adalah respon yang mana sangat tak proporsional terhadap para pekerja yang tersebut membela moralitas kemudian mengajukan permohonan pertanggungjawaban Google menghadapi janji-janjinya. Memecat pendatang yang tersebut terkait dengan acara yang tersebut tak merek sukai, sungguh tidak ada bisa saja dipercaya.”

Berdasarkan laporan New York Post, para karyawan pro-Palestina yang tersebut tergabung pada kelompok “No Tech for Apartheid” yang dimaksud membacakan pernyataan yang tersebut mengecam Google melawan kontraknya dengan pemerintah Israel. Mereka menuntut Google membatalkan partisipasi pada Project Nimbus. Proyek dengan kontrak senilai USD1,2 miliar atau setara Rp19 triliun yang disebutkan melibatkan Google Cloud lalu Amazon Web Services.

Artikel ini disadur dari Desak CEO Putus Kontrak Rp19 T dengan Israel, 28 Karyawan Google Dipecat

Rifaldi Andrean

Pencinta kata-kata yang mengejar kebenaran. Menyajikan berita dengan kejelasan dan kecerdasan. Membuka pintu dunia melalui tulisan-tulisan yang menyeluruh dan informatif. Selalu berusaha untuk memberikan wawasan yang mendalam kepada pembaca. Menulis dengan hati, mencerahkan dengan kata-kata.

Related Articles

Back to top button