Berita.it.com – JAKARTA – Pembaruan perkara flu Singapura menjadi perhatian masyarakat, khususnya para orang tua. Pasalnya, penyakit yang digunakan juga dikenal dengan istilah Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) ini lebih besar banyak terjadi pada anak-anak.
Gejala yang dimaksud muncul ketika si kecil terinfeksi flu Singapura ini, yaitu adanya lesi pada bagian telapak tangan, telapak kaki lalu mulut. Selain itu, kondisi ini juga disertai dengan demam juga nyeri tenggorokan.
Penyakit ini dapat dengan mudah menular sehingga penderitanya disarankan untuk isolasi mandiri selama lima sampai tujuh hari. Setelah itu, virusnya akan melemah juga tidaklah sanggup menyebar lagi.
Namun, apakah lesi bekas flu Singapura itu bisa jadi hilang atau malah membekas seperti sakit cacar air?
Anggota Unit Kerja Kerjasama (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI & Guru Besar Pengetahuan Aspek Kesehatan Anak Fakultas Kesehatan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A(K) mengungkapkan bahwa lesi akibat flu Singapura mampu hilang dengan sendirinya.
Hal ini dikarenakan lesi yang disebutkan hanya sekali muncul di area lapisan dermis luar saja. Berbeda dengan cacar yang lenting atau vesikelnya sampai ke lapisan dermis yang mana dalam, sehingga menyebabkan bekas yang tersebut susah menghilang.
“Pertama lesinya akan hilang lantaran ia tidak ada sampai ke dermis lapisan dermis yang mana dalam, lain dengan cacar. Cacar kalau ia ada infeksi sekunder menjadi vesikel, ia akan menjadi bopeng atau ada bekasnya,” jelas Prof Edi.
Karena lesinya tidaklah sampai ke lapisan lapisan kulit terdalam, maka Anda semata-mata tinggal mengawaitu waktu sampai lesi yang disebutkan memudar dari waktu ke waktu. Namun apabila lesi yang disebutkan miliki infeksi, bisa saja jadi akan mengakibatkan bekas pada kulit.
“Tetapi kalau virus Singapura tidak, oleh sebab itu lesinya tidaklah sedalam cacar. Artinya tak menyebabkan bekas, kecuali ada skenario infeksi,” ujarnya.
